Senin, 06 April 2009

2 Kirana 2 Furious - season 1 episode 1

Kira-kira pukul 19.00 para laskar mulai berkumpul dari segala pelosok bumi untuk bersiap menonton sebuah film mesum yang disamarkan dengan adegan kebut-kebutan yang berjudul Fast & Furious 4. Tentu saja tempat yang dijadikan markas oleh mereka adalah sebuah istana di daerah yang 'Asri' di sekitar jalan 'Dago' yang merupakan tempat kediaman sang komandan yang biasa dipanggil Fadhlan.

Kedatangan para anak buah disambut dengan sangat meriah oleh sang tuan rumah dengan kepulan asap rokok tebal yang membuat suasana rumah tersebut seakan menjadi seperti rumah horor di Pondok Indah yang sekarang telah diluluh-lantakkan dan rata dengan tanah. Entah kenapa kami juga merasakan suatu hawa yang aneh dibalik perilaku Fadhlan. Dari dia membukakan gerbang sampai kami membicarakan hal-hal porno di dalam kamarnya.

Saat kami sedang asik mengobrol, tiba-tiba sebuah pesan telepati dari salah seorang anggota kami yang berinisialkan PB sampai di telinga batin kami. Tampaknya dia sedang mengalami kesulitan untuk menghadapi badai di tengah segitiga bermuda. Dan tampaknya dia sedang mencari teknologi yang tepat untuk bisa berkumpul di tengah-tengah kami dan keluar dari badai tersebut. Dan tampaknya teknologi yang bisa dikeluarkan olehnya saat ini adalah teknologi kaki cepat yang ternyata tidak bisa menahan basahnya air hujan. Setelah dia mempersiapkan dirinya, dia pun mengeluarkan teknologi kaki cepat yang akhirnya berhasil membawanya ke rumah sang komandan. Tampak bahwa tubuhnya telah basah oleh air hujan, air liur, air keringat, air kencing, dan air yang lain.

Kami juga merasakan kehadiran anggota kami yang dari aroma asap yang makin lama makin mendekat. Tanpa pikir panjang kamipun telah menebak bahwa itu adalah Doni Frandi. Ditemani oleh seorang lagi pria yang ternyata telah diduakan oleh pacarnya sendiri yang bernama Cela (penulis juga turut berduka atas terjadinya hal ini, mungkin saran teman-teman untuk ikut acara Termehek-Mehek bisa dijadikan pertimbangan).

Tiba-tiba suasana menjadi hening. Lalu 'tangan kanan' Fadhlan yang memiliki nama yang hampir sama dengan tuannya, yatu Fadhian mengucapkan sepatah kalimat: "Akan ada kejutan buat kalian semua!". Tigabelas anggota yang berkumpul membelalakkan matanya. Sebelas tiket dikeluarkan dari dalam celana dalam Fadhian. Dan kami pun bertanya-tanya, untuk apa dia mengeluarkan tiket tersebut?

Nuansa mistis mulai tersebar. Tampak senyum licik dan penuh nafsu birahi muncul dari wajah Fadhlan dan Fadhian. Dan akhirnya maksud utama mereka terkuak! "Akan ada satu orang yang dijadikan tumbal malam ini, dia akan duduk di antara dua orang wanita cantik dalam layar tancap yang akan kita datangi nanti," kata sang komandan. Kamipun bertanya lagi dalam hati, apakah maksud dari semua ini? Suasana menjadi semakin suram, dinginnya udara malam seakan mencekik leher kami. Dan kabut yang melayang-layang (sebenarnya asap rokok) semakin menyesakkan dada kami.

"Satu deret tengah layar tancap BIP memiliki 12 kursi, dan anggota kita yang berkumpul adalah 13 orang," katanya lagi. Rasa takut langsung menghampiri kami, seakan kami sedang mengikuti acara American's Best Dog yang sempat dilatayangkan di sebuah channel TV kabel. Kami takut akan tereliminasi dan mendapat tempat yang tidak nyaman dan terpisah dari yang lain.

Namun, tiket yang dipegang oleh Fadhian (yang masih beraromakan celana dalamnya) hanya sebealas lembar. Ke manakah dua yang lain? Ternyata Fadhlan dan Fadhian telah menyembunyikannya di suatu tempat dalam tubuhnya yang kami juga tidak ketahui. Rencana busuk mereka untuk menjatuhkan salah satu dari kami tampaknya tak bisa kita tolak, karena $15000 telah melayang dari kantong kami untuk melihat layar tancap tersebut.

Kartu disebarkan di atas lantai, dan kesebelas dari kami diperkenankan untuk memilih satu kartu. Kilat menyambar-nyambar disertai suara angin yang kencang. Kamipun mengambilnya satu persatu, dan ternyata sang iblis telah memilih. Bahwa Ananda lah yang akan menempati posisi terpilih. Isak tangis dan teriakan dari anggota yang lain tersamarkan oleh tawa dari Fadhlan dan Fadhian (sebenarnya semuanya tertawa). Dan kamipun mempersiapkan diri untuk menuju ke BIP.

===to be continued===
ngantuk cuy!! :P
saya sambung lain waktu,hahahah...